Pendakian Gunung Salak Puncak 7 Fajar Kencana Via Ajisaka

Gunung Salak


Apa yang kalian pikirkan setelah mendengar pendakian ke gunung salak?

Seram? Jalur Pendakian yang terjal? Atau takut nyasar? Mereka yang sudah seperti master pendakian saja belum tentu berani ke gunung salak, entah karena mistis yang beredar atau pun medan yang sulit untuk di tempuh.


Memang sudah jadi rahasia umum jika gunung salak adalah gunung terangker yang memiliki cerita mistis. Bukan hanya penduduk sekitar yang menyakini cerita tersebut tapi hampir semua yang mengenal gunung salak juga berpendapat demikian.


Mulai dari banyaknya pendaki yang hilang, jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 pada tanggal 9 Mei 2012 yang menewaskan awak pesawat dan semua penumpang yang berjumlah 45 orang.


Belum lagi di gunung tersebut terdapat banyak sekali petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya.


Petilasan suci itu tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik Raja Pajajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor dengan total mencapai puluhan lokasi. Menambah kesan mistis di Gunung Salak.


Tapi cerita-cerita tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk mendaki gunung ini. 


Persiapan pendakian di mulai hari sabtu jam 11 malam dari saung bang riyan yang berlokasi dekat dengan Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Oh iya kami akan mendaki Gunung Salak Puncak 7 Fajar Kencana Via Ajisaka yang dikelola oleh Siliwangi Adventure. Puncak Fajar Kencana ini memiliki ketinggian 1917 Mdpl. 


Perjalanan dimulai jam 06.00 WIB Hari Minggu. Hanya butuh waktu 20 menit menggunakan motor untuk sampai di Basecamp Rumah Abah Narta yang akan menjadi titik terakhir untuk penitipkan kendaraan yang kami gunakan.


Tepat jam 07:00 WIB kami menuju Patilasan/ Pintu Rimba

Pintu Rimba


Awal pendakian kita sudah disuguhkan jalanan menanjak dengan jalur makadam. Tanjakannya belum terjal tapi lumayan bikin ngos-ngosan wkwk karena gaada bonusnya. Jalur ini memang di desain untuk peziarah ke petilasan jadi tidak ada percabangan. Setelah mendaki selama 30 menit, kitapun tiba dipetilasan Makam Kramat atau pintu rimba menuju Puncak Fajar Kencana yang jika diterusin bisa menuju Puncak Prabu Salak 2. Perlu diingat, di sinilah persediaan air terakhir untuk sampai ke Puncak, jadi kalian isi air secukupnya di sini.

Makam Kramat


Setelah istirahat sekitar 10 menit kami melanjutkan perjalanan menuju puncak.

Trek awal kita akan melewati hutan pinus dengan tanjakan yang lumayan. Lalu setelah itu akan berubah menjadi hutan bambu yang tanjakannya masih lumayan juga. Ketika di pertigaan kami hampir terkecoh dengan pita yang menunjukan arah antara Kanan dan Kiri, tapi alhamdulillah ada salah satu teman kita yang pernah melewati jalur ini jadi dia tau kalo ke kiri kita ke Puncak, ke kanan kita ke Curug Nangka. Memang untuk mendaki melewati jalur ini para pendaki harus fokus dan jeli banget dengan petunjuk yang mengarahkan.


Dari petilasan menuju Pos Solomod adalah jalur paling panjang di jalur Ajisaka. Kita melewati punggungan yang tanjakannya bikin putus asa,  belum lagi kondisi jalur yang rapat dan banyak sekali pacet kalo lagi musim hujan. Di titik tertentu kita bisa ngeliat hamparan kota Bogor dan jurang Ciapus yang dalemnya luar biasa. Setelah berjalan selama 2 jam 10 menit dengan banyaknya istirahat, kita akhirnya tiba di Pos Solomod.


Setelah istirahat kurang lebih 30 menit sambil ngopi santai kami melanjutkan perjalanan menuju Pos Beuheung Awi. Jalur dari Pos Solomod ke Pos Ksatria Beuheung Awi  ini hampir sama kayak dari petilasan, nanjak terus gaaada ampun. Setelah hampir 1 jam lamanya jalan kaya keong akhirnya kita pun tiba di Pos Ksatria Beuheung Awi.


Di pos ini kita ngemil dan tidur sebentar karena salah satu teman ada yang hampir tumbang, setelah sekitar sejam tertidur dan istirahat kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Fajar Kencana. Jangan tanya lagi gimana jalurnya ya hahaha, tentu saja tidak ada bonus sama sekali. Teklok teklok tuh kaki, just kidding-_-



Hampir 1 jam mendaki akhirnya kami sampai juga di puncak fajar kencana. Saat itu cuaca sedang tidak mendukung karena kabut yang lumayan tebal. Padahal posisi Puncak Fajar Kencana ini berada persis di pinggiran punggungan dan juga terbuka sehingga bisa terlihat dengan jelas Gunung Gede Pangrango, Salak 4, Salak 3, Salak 1, Sadel Salak, dan Jurang Ciapus yang amat dalam jika cuaca mendukung.

Puncak 7 Fajar Kencana

Spot Kanan Kiri Jurang


Goa Batu Lawang

Setelah puncak Fajar, jalur sudah sangat tipis di mana kanan kiri adalah jurang. Pertama kita akan turun terlebih dahulu, lalu 5 menit jalan kita sampe di Goa Batu Lawang.  Di Goa inilah kita mendirikan Flysheet dan makan siang.



Waktu menunjukan pukul 14:00 WIB. Kami pun turun gunung. Luar biasa cuaca hari itu, baru saja kami ingin turun hujan sudah menguyur, jalur yang sudah licin bertambah licin, seperti jalan diatas curug kalo saja tidak ada batang kayu yang menghalagi pasti paling enak main serodotan wkwk. 


Hujan terus turun dengan derasnya, kami yang sudah pakai jas hujan saja setengah basah apalagi yang tidak? Kebayangkan derasnya seperti apa? Karena cuaca yang sangat tidak mendukung akhirnya sampai di beuheung awi kami membuat tempat untuk berteduh menggunakan flysheet, cukup lama kami menunggu cuaca sedikit bersahabat. Sekitar jam 15:30 WIB hujan sudah mulai rintik-rintik, kami pun melanjutkan perjalanan turun. 


Di Haji Salomod hujan pun turun kembali dengan derasnya, kami yang sudah basah terus menerobos hujan karena takut kemalaman. Tepat adzan magrib kami sampai di makam patilasan. Kami pun langsung melanjutkan perjalanan ke basecamp atau pintu rimba. Setengah 7 malam kami sampai di pintu rimba tersebut. Alhamdulillah kami turun dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun.

Sampai segini dulu catatan hari ini ya,  terima kasih sudah mampir. Salam Lestari.




0 Response to "Pendakian Gunung Salak Puncak 7 Fajar Kencana Via Ajisaka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel